AL QUR'AN DAN BIOLOGI
Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ
لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ ﴿١٥﴾ نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ ﴿١٦﴾
"Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al
Qur'an, Al-‘Alaq:15-16)
Ungkapan "ubun-ubun
orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh menarik.
Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian
prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada
bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian
ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah
menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak,
di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar).
Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang berisi temuan-temuan
terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan hasrat untuk
merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan
bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley,
Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy &
Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback,
Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous
System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger ,
s. 410-411)
Buku tersebut juga
mengatakan:
Berkaitan dengan
keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini
sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley,
Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy &
Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)
Jadi, daerah cerebrum ini
juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku baik dan
buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.
Jelas
bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka"
benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui
para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al
Qur'an sejak dulu.
Kelahiran Manusia
Terdapat banyak pokok
persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk
beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman
ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat,
orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses
terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai
ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya:
نَحْنُ
خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُونَ ﴿٥٧﴾
أَفَرَأَيْتُم مَّا تُمْنُونَ ﴿٥٨﴾أَأَنتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ
الْخَالِقُونَ ﴿٥٩﴾
"Kami telah
menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan
(benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami
yang menciptakannya?" (Al Qur'an, Al-Waqiah:57-59)
Penciptaan manusia dan
aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa
informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang
yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai
berikut:
1. Manusia tidak diciptakan
dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).
(spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah
yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat
pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di
tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang
yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui bahwa bahan
dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama
persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan
bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan
penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas
itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini
baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.
Setetes Mani
Selama persetubuhan
seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma
melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel
telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel
telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk
satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya
sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :
أَيَحْسَبُ
الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى ﴿٣٦﴾ أَلَمْ
يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَىٰ ﴿٣٧﴾
"Apakah manusia
mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?" (Al Qur'an, Al-Qiyamah:36-37)
Seperti yang telah kita
amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat
dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian
kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu
fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti
bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
Campuran Dalam Air Mani
Yang cukup menarik, ketika
mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan
modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:
إِنَّا خَلَقْنَا
الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا
بَصِيرًا ﴿٢﴾
"Sungguh, Kami
ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia
(anugerah) pendengaran dan penglihatan." (Al Qur'an, Al-Insan:2)
Di ayat lain, mani
lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari
"bahan campuran" ini:
الَّذِي
أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ
الْإِنسَانِ مِن طِينٍ ﴿٧﴾ ثُمَّ جَعَلَ
نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاءٍ مَّهِينٍ ﴿٨﴾
"Dialah Yang
menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari
tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina."
(Al Qur'an, As-Sajdah:7-8)
Kata
Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti
bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti
"bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al Qur'an
merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia
hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.
Jenis Kelamin Bayi
Hingga baru-baru ini,
diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya,
dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki
dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang berbeda dalam Al Qur'an,
yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan
"dari air mani apabila dipancarkan".
وَأَنَّهُ
خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَىٰ ﴿٤٥﴾ مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَىٰ ﴿٤٦﴾
"Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila
dipancarkan." (Al Qur'an, An-Najm:45-46)
Cabang-cabang ilmu
pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah
membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini.
Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh
pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama
dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk
seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut
"XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini
didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf
ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan
kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia
baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada
pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel
kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom
X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang
berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu
sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa
kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis
kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung
dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini
dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di
banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak
wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi
perempuan.
Namun,
tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan
informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita
bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
Kromosom
Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X berisi sifat-sifat
kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang menentukan
sifat-sifat kewanitaan. Di dalam air mani ayah, terdapat sperma-sperma yang
berisi kromosom X atau kromosom Y saja. Jadi, jenis kelamin bayi bergantung
pada jenis kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau
Y. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu jenis
kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan tentang hal
ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa Al Qur'an diturunkan, adalah
bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
Pada
tahap awal perkembangannya, bayi dalamrahim ibu berbentuk zigot, yang menempel
pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah ibu. Gambar di
atas adalah zigot yang terlihat seperti sekerat daging. Informasi ini, yang
ditemukan oleh embriologi modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an
14 abad yang lalu dengan menggunakan kata "'alaq", yang bermakna
"sesuatu yang menempel pada suatu tempat" dan digunakan untuk
menjelaskan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Jika kita terus mempelajari
fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an mengenai pembentukan manusia,
sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah yang sungguh penting.
Ketika sperma dari
laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk.
Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan
segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi
"segumpal daging". Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh
manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak
melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim
seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan
semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E.
Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer, Abdul-Majeed A.
Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development as Described in the
Qur'an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific Signs of the Qur'an and
Sunnah, s. 36)
Di sini, pada bagian ini,
satu keajaiban penting dari Al Qur'an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang
sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata "'alaq" dalam
Al Qur'an:
اقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ
الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾
"Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
'alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (Al
Qur'an, Al-‘Alaq:1-3)
Arti kata "'alaq"
dalam bahasa Arab adalah "sesuatu yang menempel pada suatu tempat".
Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada
tubuh untuk menghisap darah.
Tentunya
bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian tepat digunakan untuk
zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa
Al Qur'an merupakan wahyu dari Allah, Tuhan Semesta Alam.
Pembungkusan Tulang oleh Otot
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam Al Qur'an. Sebagaiman diuraikan dalam ayat ke-14 surat Al Mu'minuun, jaringan tulang rawan pada embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot. Allah menjelaskan perkembangan ini dalam ayat: "…dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging". |
Sisi penting lain tentang informasi yang
disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia
dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya
tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.
ثُمَّ خَلَقْنَا
النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ
عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ
اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ﴿١٤﴾
"Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah,
Pencipta
Yang Paling Baik" (Al Qur'an, Al-Mu’minun:14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para
ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah
mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini
menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis
seperti yang digambarkan dalam ayat
tersebut.
Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot
yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus
tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah
terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar
ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada
akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya
di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap
pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai
dengan penemuan embriologi modern.
Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim
Dalam ayat ke-6 surat Az Zumar, disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam rahim ibu dalam tiga kegelapan. Embriologi modern telah mengungkap bahwa perkembangan ebriologi bayi terjadi pada tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu. |
Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia
diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.
.....يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ
خَلْقًا مِّن بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ
اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَـٰهَ
إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ ﴿٦﴾
"... Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al
Qur'an, Az-Zumar:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat
ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga
tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa
pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim
ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai
fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya,
dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang
embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga
tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir
minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai
kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984,
s. 64.)
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang
berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap
perkembangan bayi dalam rahim
adalah
sebagaimana berikut:
- Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar
melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan
diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar,
sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga
lapisan.
- Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima
setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada
tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan
sel tersebut.
- Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi
disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan
kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah
terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak.
Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut
hingga minggu kelahiran.
Informasi mengenai
perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah serangkaian
pengamatan dengan menggunakan peralatan modern. Namun sebagaimana sejumlah
fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al
Qur'an dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan
akurat diberikan dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki sedikit sekali
informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah
ucapan manusia tetapi Firman Allah.
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan
Allah yang luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi
bayi yang baru lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya
terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini
tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.
Setiap hari ditemukan satu manfaat baru air
susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang
air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran
sungguh amat bermanfaat. (Rex D. Russell, Design in Infant Nutrition,
http:// www. icr.org/pubs/imp-259.htm)
Allah memberitahu kita informasi penting ini
sekitar 14 abad yang lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan
baru-baru ini, dalam ayat-Nya "…menyapihnya dalam dua tahun…".
وَوَصَّيْنَا
الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴿١٤﴾
"Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu." (Al Qur'an, Luqman:14)
Setiap orang, termasuk
mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari yang khas untuk
diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama lain. Dengan kata lain, tanda
pengenal manusia tertera pada ujung jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat
disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat
ini.
Saat dikatakan dalam Al
Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah
kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
أَيَحْسَبُ
الْإِنسَانُ أَلَّن نَّجْمَعَ عِظَامَهُ ﴿٣﴾
بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُ ﴿٤﴾
"Apakah manusia mengira bahwa Kami
tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu
menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, Al-Qiyamah:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna
sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya
sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki
serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai
kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan
ini di seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting
adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19.
Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa
tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari,
yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan
perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman
sekarang.
Komentar
Posting Komentar